Sabtu, 25 Oktober 2008

TERMEHEK-MEHEK ASLI APA FIKSI ?



Yang bikin gue ikutan tertarik nonton acara ini adalah karena temanya dari minggu ke minggu selalu beda. Kalo tentang seseorang nyari pacarnya yang hilang mungkin nggak terlalu unik, ya. Tapi terkadang dia bantu juga seorang anak yang nyari ayahnya, atau seorang guru playgroup yang mencoba bantu cariin ibu dari salah seorang muridnya. Yang jelas, setiap episode dari serial TM selalu ditutup dengan adegan mengharukan saat sang klien berhasil dipertemukan dengan orang yang dicarinya - bagaimanapun keadaannya. Ada yang udah meninggal, ada yang udah jadi buta, ada yang udah nggak mau lagi ditemui, dsb dsb. Yang jelas, acara TM selalu mengantarkan


sebuah pesan moral yang sangat positif tentang hubungan antar manusia.

Wah, kalo ternyata TM hanya fiksi, emang image-nya jadi nge-drop banget. Yang bikin acara ini mengesankan untuk ditonton adalah karena ada mindset bahwa ternyata di luar sana ada orang-orang yang kisah hidupnya sedramatis itu. Tapi kalo cuma fiksi, yah... namanya juga fiksi, emang udah 'kodrat'nya untuk tampil dramatis, kan? Fiksi yang dramatis, itu sih gak aneh sama sekali.


Setelah denger berbagai informasi yang meragukan keaslian TM, gue jadi makin penasaran. Untung ada seorang user di Youtube yang lumayan telaten mengupload episode-episode TM, namanya 'donafiola'. Ada 5 episode TM yang dia upload ke Youtube, dan kemarin gue tonton lima-limanya. Berikut adalah 'kejanggalan-kejanggalan' logis yang menurut gue sih cukup mencurigakan:


  • Hampir di setiap episode TM wajah-wajah orang yang terlibat dalam kasus ditampilkan jelas. Padahal seringkali kemunculan mereka dalam keadaan yang cukup pribadi (lagi marah-marah, atau jelas-jelas minta identitasnya dirahasiakan). Kok setelah acara itu tayang beberapa episode nggak pernah kedengeran adanya tuntutan 'pencemaran nama baik' ke pihak TransTV? Atau kalaupun kebetulan mereka semua belum melek hukum, sebegitu beranikah TransTV mengambil resiko kena tuntut dengan membiarkan kamera menyorot para tokoh di luar ijin mereka? Belum lagi ada 2 episode yang gue tonton di mana pembawa acaranya nyelonong masuk ke wilayah rumah orang tanpa ijin. Ini bisa jadi kasus perdata, lho.

  • Di episode tanggal 31 Agustus, ada seorang anak umur 16 tahun yang nyari bapaknya. Tim TM bersama klien dateng ke kantor target dan ngobrol dengan boss-nya target tanpa mendapatkan informasi. Padahal, si boss ini juga gemes dengan raibnya si target, karena dia terlibat utang yang cukup besar ke perusahaan. Pas mereka udah putus asa dan mau pulang, di parkiran mereka dicegat oleh seorang tokoh bernama Hendrik, teman kerjanya target. Trus dengan santainya 'Oom' Hendrik ini cerita bahwa dia dan target sering 'hang out' bareng di panti pijit dan karaoke remang-remang di bilangan kota.

  • Masih dari episode yang sama, tim TM mendatangi panti pijit langganan korban. Mandala, salah satu crew TM belaga ikutan dipijit sambil nanya-nanya sama tukang pijitnya, yang ternyata kenal dengan target. "Tapi dia sekarang udah jarang ke sini pak, denger-denger lebih sering main ke karaoke," kata si mbak tukang pijit."Ke karaoke mana?" tanya Mandala"Karaoke deket sini pak, itu lho di belakang tempat pijit ini, tapi namanya saya lupa..." Lokasinya di belakang tempat kerjanya, tapi si mbak lupa namanya? Aneh.

  • Yang lebih ajaib lagi, masih dari episode yang sama, Mandala mendatangi tempat karaoke yang dimaksud, dan setelah tanya sana-sini berhasil dapet alamat rumah si target, lengkap! Emang ada ya, tempat karaoke mesum yang bagian administrasinya kerajinan sampe nyatetin alamat tamu satu per satu? Udah gitu alamatnya ternyata asli, lagi!

Sederetan gugatan dan kejanggalan yang gue temukan sendiri bikin image acara TM jadi lumayan nge-drop buat gue. Gimana menurut kalian, apakah acara TM itu asli atau sekedar fiksi?



1 komentar:

Anonim mengatakan...

Hebatttt....^_^